Arloji Pemberianmu Rusak
Arloji pemberianmu rusak
Kepalaku kian belangsak
Waktu mengawini rindu hingga makin beranak pinak
Arloji pemberianmu rusak,
Atau yang aku rasa begitu
Ia hanya bisa menunjuk waktu
Barangkali menghitungnya sesekali
Namun ia tak bisa menambahkannya,
Terlebih menggandakan waktu yang kita damba untuk bermesra
Kepalaku kian belangsak
Hingga jariku terbujur kaku
Aku masih bersikeras merasa ini tak cukup
Hingga air mataku membeku
Darimu aku masih butuh beribu-ribu kali lagi kecup
Hingga nafas tak kuraup
Aku menantikan belaimu yang redam
Kacauku jadi sayup
Wangimu yang ingin selalu aku hirup
Hingga berpuluh-puluh lilin yang kita tiup
Sebab untukku, kamu adalah warna dalam hidup
Waktu mengawini rindu hingga makin beranak-pinak
Waktu menyiksakan
Semua mesra yang masih terbelenggu
Semua dekap yang merdang biru
Waktu menyaksikan
Semua rindu yang dipeluk temu
Kelak waktu menyisakan
Semua hasil penantian yang mengundang haru
Palembang, Agustus 2023